Tuesday, July 27, 2010

Decision

Saat hati dan otak bertemu
Logika dan perasaan saling kompromi
Mungkin bukan perasaan tapi ego lebih tepatnya
Sang ego berkata kalau dirinya ingin sekali, pertama kali melihat settingnya saja sudah jatuh cinta
Logika bilang kalau sang waktu ga mungkin memberi toleransi, kalau bisa meredam ego yang ini, mungkin bisa mewujudkan keinginan sang ego yang levelnya lebih tinggi dari ini
Si ego gantian membalas nalar logika, terlalu sombong terlalu percaya diri
Pada akhirnya si ego dan si logika bertemu di satu titik tentang durasi si ulat jadi kepompong yang sudah tidak lama lagi berubah jadi kupu kupu
Si ego bukan mengalah dan si logika tidak juga menang
Tapi mengerti memahami dan tau diri….


Ini jawaban saya untuk orang2 yang mempercayai kemampuan saya yang mungkin (maaf) saya anggap terkadang terlalu berexpektasi tinggi terhadap diri saya.
Bukanya tidak untuk tidak mau dan untuk tidak mampu, mungkin juga sombong rasanya tapi saya harus menentukan dan tetap tidak.
Ini yang saya sebut mengerti memahami dan tau diri bukan untuk saya saja tapi juga untuk orang lain, mamah saya salah satunya.
Dan tetap tidak meskipun semuanya memberikan seribu satu alasan untuk “iya”
Tidak, meski sayapun juga merasa sangat ingin.

No comments:

Post a Comment