tiap pagi kala kesempatan untuk menikmati hari baru itu tersaji
tidak lagi memaknai dengan berlarian sekuat tenaga menuju garis finish
garis finish yang semu
bukan lagi ingin memperlihatkan pada dunia betapa saya bisa
betapa besar kekuatan saya mencapai menara ambisi finish saya
mengesankan yang lainnya dengan pencapaian kita
ingin memaknai hidup ini menjadi berarti
mengartikannya melalu tiap sapaan-Nya dalam kehidupan ini
sapaan-Nya tidak melulu mentari yang tersenyum di langit yang biru
badai yang dahsyat pun juga sapaan-Nya
hanya saja kadang saya menganggap lalu semua sapaannya begitu saja
karena terlalu sibuk berlari ke garis finish yang semu
sekarang kalau yang lainnya sibuk berlarian ke garis finish untuk mengesankan yang lainnya
saya memilih memahami tiap sapaan-Nya
untuk meraka yang sedang berlari "Selamat berjuang, pastikan ada Dia disana!"
saya mau berjalan bersama-Nya menikmati tiap badai dan pelangi dalam perjalanan ini
menjadi berarti untuk saya dan sesama.
garis finish saya bukan yang semu lagi, tapi garis finish saat Tuhan panggil,
"Ayok Mon pulang, sudah selesai kesempatanmu bernafas"
dan saya memejamkan mata sambil tersenyum
pastinya mereka yang masih punya kesempatan bernafas akan tersenyum juga
melihat saya diam terbaring
mereka mengenang pertemuannya dengan saya dalam perjalanan hidup mereka,
mungkin saja saat mereka berlari ke garis finish, saya pernah menyapa mereka......
Monday, December 9, 2013
tau diri
Saat yang lainnya berlomba-lomba membangun benteng pernyataan akan kemampuan diri mereka tinggi-tinggi, saya sembunyi diantara ilalang tak berguna, supaya tak tampak, ada diantara benda yang pantas untuk saya.
Awas, ada suara nyaring nan merdu seolah2 melambungkan kita tinggi-tinggi ke angkasa...., namun seketika kita melambung tinggi, mereka menjatuhkan kita lalu tertawa menyatakan dirinya yang pantas ada di sana.
Memandang dari balik ilalang lebih aman, sambil memandang sekitar, hanya padang ilalang....
Awas, ada suara nyaring nan merdu seolah2 melambungkan kita tinggi-tinggi ke angkasa...., namun seketika kita melambung tinggi, mereka menjatuhkan kita lalu tertawa menyatakan dirinya yang pantas ada di sana.
Memandang dari balik ilalang lebih aman, sambil memandang sekitar, hanya padang ilalang....
merefleksikan kegelisahan
Lowering your expectation Mon!
Komplementer itu bukan bintang utama
Menyadari siapa diri ini
Jauh lebih meredakan hati
ketimbang menggapai impian terlalu tinggi
Setelah semua yang terjadi dan terlewati
Ada teguran yang tepat menancap di hati
Rencana hanya goresan pikiran manusia
Semua Tuhan yang kendalikan
Saya tidak pintar
saya tidak pantas berharap lebih
Aku ingin pulang
ada dinatara mereka yang menerima saya
betapa saya bukan apa-apa
tidak meminta saya menjadi apa-apa
Karena iri itu tidak pantas untuk diri
yang memang tidak ada kelebihan
Saya tidak pantas berangan-angan terlalu tinggi
Saya ini siapa?
saya ini apa?
Ya Bapa, ajari saya untuk menerima kemungkinan terburuk
persiapkanlah diri saya...
ajari saya untuk mengerti
ajari saya untuk memahami
Bapa menyapa saya melalui semua ini
Membunuh hasrat
Mematikan ego
Memberantas keinginan
Memupuskan ke-'aku'-an
Merobohkan ambisi
Komplementer itu bukan bintang utama
Menyadari siapa diri ini
Jauh lebih meredakan hati
ketimbang menggapai impian terlalu tinggi
Setelah semua yang terjadi dan terlewati
Ada teguran yang tepat menancap di hati
Rencana hanya goresan pikiran manusia
Semua Tuhan yang kendalikan
Saya tidak pintar
saya tidak pantas berharap lebih
Aku ingin pulang
ada dinatara mereka yang menerima saya
betapa saya bukan apa-apa
tidak meminta saya menjadi apa-apa
Karena iri itu tidak pantas untuk diri
yang memang tidak ada kelebihan
Saya tidak pantas berangan-angan terlalu tinggi
Saya ini siapa?
saya ini apa?
Ya Bapa, ajari saya untuk menerima kemungkinan terburuk
persiapkanlah diri saya...
ajari saya untuk mengerti
ajari saya untuk memahami
Bapa menyapa saya melalui semua ini
Membunuh hasrat
Mematikan ego
Memberantas keinginan
Memupuskan ke-'aku'-an
Merobohkan ambisi
Subscribe to:
Posts (Atom)