Monday, December 9, 2013

meng-interpretasi-kan kesempatan bernafas

tiap pagi kala kesempatan untuk menikmati hari baru itu tersaji
tidak lagi memaknai dengan berlarian sekuat tenaga menuju garis finish
garis finish yang semu

bukan lagi ingin memperlihatkan pada dunia betapa saya bisa
betapa besar kekuatan saya mencapai menara ambisi finish saya
mengesankan yang lainnya dengan pencapaian kita

ingin memaknai hidup ini menjadi berarti
mengartikannya melalu tiap sapaan-Nya dalam kehidupan ini
sapaan-Nya tidak melulu mentari yang tersenyum di langit yang biru
badai yang dahsyat pun juga sapaan-Nya
hanya saja kadang saya menganggap lalu semua sapaannya begitu saja
karena terlalu sibuk berlari ke garis finish yang semu

sekarang kalau yang lainnya sibuk berlarian ke garis finish untuk mengesankan yang lainnya
saya memilih memahami tiap sapaan-Nya
untuk meraka yang sedang berlari "Selamat berjuang, pastikan ada Dia disana!"

saya mau berjalan bersama-Nya menikmati tiap badai dan pelangi dalam perjalanan ini
menjadi berarti untuk saya dan sesama.
garis finish saya bukan yang semu lagi, tapi garis finish saat Tuhan panggil,
"Ayok Mon pulang, sudah selesai kesempatanmu bernafas"
dan saya memejamkan mata sambil tersenyum
pastinya mereka yang masih punya kesempatan bernafas akan tersenyum juga
melihat saya diam terbaring
mereka mengenang pertemuannya dengan saya dalam perjalanan hidup mereka,
mungkin saja saat mereka berlari ke garis finish, saya pernah menyapa mereka......

No comments:

Post a Comment